Senin, 02 Maret 2009

TENTANG Game Onine Indonesia



Perkembangan Game Online di Indonesia

Dari waktu ke waktu sejak pertama kali masuk Indonesia dan diperkenalkan pada masyarakat, perkembangan game menunjukkan pertumbuhan yang amat cepat seiring dengan perkembangan teknologi. Banyak perusahaan swasta Indonesia yang kemudian membeli lisensi game untuk dipasarkan di Indonesia. Tren tersebut secara langsung ataupun tidak langsung telah berpengaruh terhadap pertumbuhan game center di Indonesia.Game yang berkembang ke arah multiplayer (bermain lebih dari satu orang) berkembang begitu pesat di game center Indonesia. Pada awalnya game multiplayer hanya mencakup LAN (local area network), seperti Counter Strike, Warcraft, dan Command and Conquer. Hal ini kemudian berkembang dengan semakin populernya teknologi internet, sehingga permainan tidak lagi secara lokal, melainkan online di seluruh Indonesia. Game-game online, seperti Ragnarok Online dan World of Warcraft, pun menjadi pilihan para gamer Indonesia. Adapun keluhan para komunitas gamer tentang hal-hal yang telah disebutkan di atas dapat membuat inspirasi konsep sebuah game center yang dapat memberikan kepuasan bagi komunitas gamer itu sendiri. Pada masa kini bisnis game center merupakan salah satu bisnis yang diminati. Hal ini dikarenakan semakin bertambahnya kaum dewasa yang sangat tertarik untuk mencoba game online. Hal ini menyebabkan banyak komunitas gamer yang menciptakan game yang atraktif, menarik dan menantang sehingga mereka semakin tertantang untuk mencobanya. Maraknya Game online pada saat ini menciptakan persepsi sebuah fenomena bahwa game online sebagai gaya hidup di berbagai belahan dunia saat ini cukup mencengangkan. Aktivitas bermain game online disinyalir dapat mengalahkan keberadaan situs-situs popular bertema jaringan sosial seperti Friendster dan Multiply, maupun website yang menyediakan video online.Di Indonesia, fenomena game online tidak kalah semarak dengan yang terjadi di luar negeri. Jika Anda mengintip Multi Player Game (MPG) yang bertebaran di setiap sudut kota, Anda akan melihat besarnya minat para gamers bermain game online. Para gamer betah bertahan selama berjam-jam di depan layar monitor untuk bermain. Tak jarang, mereka sampai lupa makan, lupa tidur bahkan lupa bekerja atau mengerjakan tugas sekolah. Salah satu efek dari maraknya perkembangan game online adalah terciptanya komunitas-komunitas game yang memfasilitasi para gamer untuk menuangkan segala pengalaman mereka seputar bermain game tersebut. Tak hanya itu, komunitas-komunitas tersebut kemudian dijadikan ajang komunikasi multikultural yang dapat menjelma menjadi gaya hidup dan penyambung tali silaturahmi antar sesama manusia.

Bermain game online bisa sangat memabukkan dan terkadang membuat lupa waktu. Tapi, benarkah game juga bisa meningkatkan produktivitas?

Fernando Ruderi sibuk memandangi layar komputernya. Kedua tangannya aktif memegang tetikus dan memencet-mencet huruf W, A, S, D di atas keyboard. Matanya menyorot tajam, aktif mengikuti setiap gerak karakter game yang dimainkannya. Sebentar-sebentar ia berteriak girang, sejurus kemudian meluruhkan omelan. Capek bermain, karyawan swasta di Jakarta ini membuka jendela chatting di situs game tersebut. Dia mengobrol dengan sesama teman penyuka game baik dari di Indonesia maupun di mancanegara.

Terutama soal tip dan trik mengumpulkan poin, membeli aksesori, meng-update avatar, hingga menukar poin dengan hadiah tertentu. Dunia game seolah menjadi pelarian Nando, sapaan akrab Fernando, setiap capek beraktivitas di tempat kerjanya.Administrator sebuah situs komunitas game online Indonesia (Digoel Network) ini mengaku kecanduan dengan game di dunia maya.

"Biasanya sekali main bisa menghabiskan waktu enam jam. Saya lakukan minimal tiga kali per minggu," tutur Nando. Penggemar game Lineage II ini merasakan kenikmatan berbeda saat memainkan game online dibanding offline. Menurutnya, cerita game online lebih bervariasi. Gamerpun bebas menentukan karakter tokoh yang ia mainkan.

"Laiknya di dunia nyata, karakter di game itu seolah diri kita sendiri yang harus dijaga agar tetap hidup dan menjadi apa yang diimpikan," ungkapnya.

Menurut Nando, inilah pembeda game online dengan game konsol yang umumnya sudah ditentukan alur ceritanya. "Selain terpaku mengikuti alur permainan, paling banyak game konsol hanya bisa diikuti oleh delapan orang. Bandingkan dengan game online, yang bisa sampai ribuan. Bukan hanya di dalam negeri, tapi juga luar negeri," tambahnya. Senada dengan Nando, lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Dany Aditya juga menyediakan waktu khusus untuk bermain game online.

Durasinya bisa mencapai seharian. Umumnya dilakukan di hari liburnya. Maklum, Dany hobi bermain game sejak kelas 5 SD. "Kalau sedang mood, saya bisa main 24 jam penuh sampai lupa makan. Untungnya masih lajang, jadi tidak mengganggu siapa-siapa," paparnya. Meski dituding sebagai kegiatan yang melenakan, ternyata dampak bermain game tak melulu negatif. Computing Technology Industry Association (CTIA) adalah salah satu perusahaan yang percaya membiarkan karyawannya bermain game dapat meningkatkan produktivitas.

"Daripada dilakukan diam-diam akan lebih baik diperbolehkan saja, asal waktu penggunaan diatur," ujar President & CEO CompTIA Todd Thibodeaux seperti dilansir PC World.

Menurut Todd, perusahaannya akan memberikan hadiah (reward) kepada 158 karyawannya dengan bermain game bersama, baik secara online atau menggunakan konsol PlayStation 3 saat para pekerja sudah mencapai tujuan atau target tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar